Rabu, 17 September 2014

Refleksi Novel Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk & Tersedu karya Paulo Coelho

Kisah novel berjudul Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk & Tersedu karya Paulo Caelho memiliki berbagai macam pelajaran spiritual maupun cinta yang mendalam.
Berikut sedikit cuplikan novel yang telah aku pahami dan secara garis besarnya.

Kisahnya bermula ketika 2 orang sahabat perempuan dan laki-laki yang sewaktu kecil telah berpisah, dan hanya bertukar kabar lewat surat yang mereka kirim satu sama lain. Suatu ketika mereka dipertemukan kembali dalam sebuah pertemuan keagamaan yang diceramahi oleh sahabat lelakinya.

Kisah mereka dimulai dengan adanya pelajaran-pelajaran keagamaan dan spiritual yang mereka jalani bersama, yang awal mulanya iman si sahabat perempuan telah hilang, dan kembali tumbuh dan berkembang ketika sahabat lelaki mengajarinya kembali.
Dan dari pelajaran spiritual tersebut, cinta mulai tumbuh dari si sahabat perempuan yang awalnya menganggap bahwa cinta sahabat lelaki hanyalah cinta sesaat. Namun dengan ajaran-ajaran agama tersebut, keduanya menyadari cinta satu sama lain yang mereka rasakan. Dan keduanya tumbuh berkembang dalam hal spiritual dan saling memotivasi dan menyemangati dalam agama.

Banyak kisah-kisah spiritual yang telah mereka alami bersama, dan mengandung banyak pelajaran bagi hidup kita.

Cinta dan Spiritual keduanya memiliki kaitan yang sangat kuat.
Kekuatan cinta dapat membuat kita kembali kepada iman kita yang dulunya telah hilang akibat kehilangan orang yang kita cintai.

Dari novel ini, banyak pelajaran spiritual dan cinta yang dapat saya petik, yaitu jika kita mencintai seseorang kita harus mendukung apa saja yang sedang ia kerjakan dan lakukan, baik untuk gereja, misi hidupnya untuk sesama manusia yang membutuhkan dan dalam pembangunan spiritual.

Selain cinta, kita juga harus mengerti, memahami dan mengembangkan pelajaran spiritual yang telah kita miliki, agar kita semakin dekat dengan Tuhan dan tidak melupakan-Nya hanya karena kehilangan cinta.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar