Selasa, 30 September 2014

Benchmarking at Jogja Day 1

Perkuliahan minggu ke 5 diisi dengan benchmarking 4 social venture di Jogja selama 3 hari 2 malam.
Banyak pembelajaran dan ilmu pengalaman yang didapat selama perkuliahan di Jogja ini.
Berikut kisahnya... ^^

Hari Selasa tanggal 23 September pukul 15.35, kami akan berangkat ke Jogja dengan naik kereta. Namun pada pukul 15.00, kami semua telah berkumpul di stasiun Gubeng agar tidak terlambat dan ketinggalan kereta. Perjalanan yang kami tempuh dari Surabaya ke Jogja adalah 5 jam perjalanan yang diselingi dengan berhenti dibeberapa stasiun. Ya cukup melelahkan juga sih karena hanya duduk saja di kereta sambil membaca buku, ngobrol dengan teman sebangku ataupun mendengarkan lagu atau juga tidur.
Pukul 20.35, kami pun tiba di stasiun Tugu, Yogyakarta. Dan kami dijemput oleh mobil sewaan dan pergi menuju Edu Hostel, tempat kami semua menginap.

Setelah sampai di Edu Hostel, kami check in dan menuju kamar masing-masing. 1 kamar diisi oleh 6 orang, dan kebetulan kamarku, Veny, Veve, Kak Annisa dan Ce Febri telah ditempati oleh seorang tante dari Balikpapan, dan kami berkenalan dengan Beliau. Beliau juga sangat ramah dan baik hati.
Setelah kami menaruh barang bawaan kami dan berkenalan, kami kembali turun ke bawah dan bersiap pergi ke Gudeg Pawon.

Gudeg Pawon ini adalah salah satu tempat yang cukup unik menurut saya, karena lokasinya berada di sebuah rumah yang pada awalnya berjualan gudeg di pinggir jalan depan rumahnya. Namun karena banyaknya pengunjung yang datang untuk makan, akhirnya lokasi tempat makannya dipindah ke dapur rumah pemiliknya dan bukanya juga mulai pukul 22.00. Saat kami tiba di lokasi Gudeg Pawon, saya agak takjub melihat suasana dan lokasinya. Lokasinya remang-remang, dan ketika akan memesan makanan kita harus antri ke dalam dapurnya yang telah disediakan display masakan yang tersedia.
Karena perut saya masih kenyang dan tidak terlalu menyukai gudeg karena tahun lalu telah melakukan banyak eksplorasi tentang gudeg, saya mencoba gudeg yang dipesan oleh Veve dan Veny. Rasanya gudeg di Gudeg Pawon ini hampir sama seperti gudeg-gudeg lainnya, rasanya yang manis telah menjadi ciri khas dari gudeg Jogja. Yang membedakan adalah suasana tempatnya yang sangat tradisional yaitu Pawon.
Gudeg Pawon sebenarnya bisa menjadi salah satu contoh social venture dalam bidang kuliner. Karena Gudeg Pawon ini mengangkat sisi tradisional dari gudeg ini sendiri dan suasana tradisional yang berasal dari dapur atau pawon yang masih tradisional dan menjadi tempat bagi semua pengunjung yang datang untuk makan, serta dari sisi kebersamaan antar pengunjung yang tidak saling kenal dan duduk bersamaan sambil makan gudeg.


Tungku kayu untuk memasak

Display masakan yang tersedia

Alat memasak nasi yang masih tradisional


Gudeg di Gudeg Pawon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar