Rabu, 01 Oktober 2014

Benchmarking at Jogja Day 2

Hari ke 2 di Jogja..
Bangun pagi di hari ke 2 ini cukup sulit bagiku, karena semalam aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, namun kupaksakan pagi ini membuka mata jam 05.30. Walaupun mata terasa berat, namun alarm di handphone telah berbunyi berulang kali dan saatnya untuk bangun.
Rutinitas pagi ini seperti biasa dilakukan setiap harinya yaitu mandi, dan melakukan rutinitas pagi di kamar mandi. Setelah mandi tentu saja yang paling ditunggu adalah sarapan.
yakk, betul sekali, setelah mandi aku bersama Veve dan Veny segera menuju lantai 5 Edu Hostel untuk sarapan karena perut juga sudah mulai lapar.
Menu pagi ini adalah nasi kuning dan ditemani oleh segelas teh hangat. Menu sarapan hari ini cukup lezat dan cukup mengenyangkan sehingga bisa memberikan energi untuk aktivitas di hari Rabu ini.

Pukul 08.00, kami berkumpul di lobby hotel untuk melakukan benchmarking yang pertama yaitu ke Yayasan Penyandang Cacat Mandiri yang berlokasi di Jl. Parangtritis Km 7, Cabean Sewon, Bantul. Yogyakarta.

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri merupakan sebuah yayasan yang menyediakan lapangan pekerjaan dan penghasilan bagi para penyandang cacat.
Yayasan ini diketuai oleh Bapak Joko Purwadi, dan sekretrisnya adalah Mas Arif Wibowo. Mas Arif ini merupakan seorang yang kurang sempurna karena beliau sejak kecil menderita penyakit Muscular Dystrophy. Penyakit ini merupakan melemahnya fungsi-fungsi otot tubuh sehingga sulit bergerak dan harus dibantu dengan kursi roda dan sangat bergantung pada orang-orang di sekitarnya.
Namun, Mas Arif ini tidak patah semangat, walau beliau memiliki kekurangan, tapi beliau masih bisa dan mahir mengoperasikan laptop dan melakukan presentasi untuk kami semua.
Pak Joko Purwadi                 Mas Arif Wibowo

Yayasan Penyandang Cacat Mandiri ini didirikan pada tanggal 3 September 2007 oleh Drs. Sufyan, Ir. Robertus Ignatius Suryo Indarto dan Eko Prasanto.
Yayasan ini memiliki visi untuk mensejahterakan para  penyandang disabilitas. Kegiatan utamanya adalah Karya CIpta Mandiri Craft, yang mana merupakan sebuah usaha untuk membuat kerajinan edukasi untuk anak-anak dengan bahan dasar dari kayu serta membuat furniture rumah tangga seperti meja dan lemari pakaian. Semua karya yang mereka ciptakan sangat detail dan sangat bagus serta sangat aman untuk konsumen. Hasil kerajinan merekapun telah diekspor ke Hongkong dan New Zealand.
 

Banyak pelajaran yang dapat saya petik dari kunjungan saya ke Yayasan Penyandang Cacat Mandiri bahwa segala sesuatu dapat kita capai dengan hasil yang memuaskan, walaupun kita memiliki kekurangan baik secara fisik maupun materi, hanya dengan keyakinan, kerja keras, semangat dan mau berusaha tanpa memandang kekurangan kita, semua yang kita lakukan dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Para penyandang cacat yang tidak pernah putus asa

Batik Tulis Sri Kuncoro
Batik Tulis Sri Kuncoro adalah salah satu tempat kerajinan batik tulis dengan pewarna alam yang terletak di Imogiri, Yogyakarta.
Batik-batik yang dihasilkan sangat cantik dan bagus sekali, walaupun warna yang dihasilkan agak lebih pucat dari batik-batik dengan pewarna sintetis, tapi Batik Sri Kuncoro ini memiliki nilai jual lebih yang mungkin sudah jarang dilakukan oleh pengrajin batik lainnya yaitu batik tulis dengan pewarna alam.
Walaupun harganya yang mahal, tapi kualitas yang dihasilkan sangatlah tinggi, dan juga dapat melestarikan budaya Indonesia yang sudah ada sejak lama.
Proses pembuatannya juga cukup rumit, karena setiap pewarnaan yang dilakukan untuk setiap motifnya memerlukan waktu 3 hari untuk 1 pencelupan warna, dan harus ditutupi lagi dengan canting lilin untuk pewarnaan dengan warna berbeda.

Ibu Imaroh
Batik yang dihasilkan oleh Batik Tulis Sri Kuncoro

 
Canting dan pin dari kain batik serta baju yang dijual di Batik Sri Kuncoro

Proses batik tulis

Lilin dan gula merah untuk membatik

Tempat pencelupan warna kain batik dan penjemurannya


Omah Dhuwur
Omah Dhuwur adalah sebuah restoran yang berada di jalan Mondorakan 252 Kotagede, Yogyakarta.
Restoran ini memiliki konsep restoran tradisional modern yang mengangkat makanan tradisional yang dikemas secara mewah sehingga harga jual yang diberikan juga tinggi sesuai dengan konsep yang ditawarkan.
Konsep restoran ini sangat nyaman untuk nongkrong dan berkumpul bersama keluarga karena suasana yang didukung dengan hembusan angin yang berhembus melewati ruangan seperti pendopo yang terbuka.
Omah Dhuwur ini awalnya didirikan oleh Pak Irsyam pada tahun 2000, dan awal lokasinya itu adalah sebuah rumah kosong dan pada tahun 1999 dijadikan sebuah restoran oleh Pak Irsyam.
Dekorasi di langit-langit restoran (payung besar)

Omah Dhuwur juga memiliki sebuah pendopo dengan taman yang biasanya digunakan untuk acara pernikahan atau acara lainnya karena suasananya yang nyaman dan seperti taman, sehingga menambah nilai keindahan ketika membuat acara-acara penting di sana.
Pendopo biasanya untuk acara pernikahan

Traditional Java Punch, Traditional Ice Kapulogo, traditional Ice Lombok

Menu Traditional Omah Dhuwur




Banyak pelajaran yang bisa diambil ketika sharing dengan Pak Irsyam, yaitu salah satunya adalah kita harus eksplore berbagai ide dan konsep darimanapun itu maupun mencari referensi menu makanan yang sudah ada dan mencoba untuk memodifikasinya menjadi kemasan yang menarik dan \juga enak.
Serta Pak Irsyam ini sangat memiliki jiwa sosial yang tinggi yang mau membantu memberdayakan usaha yang dimiliki oleh orang lain dan mengembangkannya menjadi lebih maju dan dapat menaikkan pendapatan yang mereka dapatkan.

Misalnya saja seperti NdeLuweh, Kampung Labasan, Indrayanti dan Warung Bu Ratmi.

NdeLuweh adalah sebuah restoran yang memakai konsep tradisional, menu yang ditawarkan adalah minuman rempah khas Indonesia dan jumlahnya ada 30 jenis minuman rempah.
NdeLuweh


Menu makanan dan minuman di NdeLuweh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar